Minggu, 11 Agustus 2013

Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta merupakan Artikel Simposium Padang ke-9 yang sudah di publikasikan dalam seminar Simposium Akuntansi Nasional. Hasil penelitian tersebut sungguh menakjubkan terhadap perkembangan Pasar Saham Bursa Efek, Untuk lebih jelasnya di uraikan di bawah ini:
ABSTRAK
Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Namun dilain pihak manager sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima. Jika manager perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan. Oleh karenanya dibutuhkan adanya suatu perlindungan terhadap berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Keasey (1993) dalam Sunarto (2003) menyatakan bahwa corporate governance merupakan sebuah struktur, proses, budaya dan system untuk menciptakan kondisi operasional yang sukses bagi suatu organisasi. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai “seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.” Tujuan corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang kepentingan. Mekanisme corporate governance yang baik dan proporsi kepemilikan serta proporsi board of directors yang relatif seimbang akan dapat menciptakan good corporate governance (Sunarto, 2003). Sunarto (2003) juga menyatakan apabila good corporate governance tercapai maka kinerja saham perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Penerapan GCG sungguh membawa manfaat besar bagi perusahaan. Menurut Harmanto dalam majalah SWA (2004) beberapa manfaat menerapkan good corporate governance, misalnya: dipercaya investor, mitra bisnis ataupun kreditor; menjadi lebih linear karena pembagian tugas serta kewenangan yang jelas; perimbangan kekuatan diantara struktur internal perusahaan, yakni direksi, komisaris, komite audit dan sebagainya; pengambilan keputusan menjadi lebih akuntabel dan lebih berhati-hati demi sustainability perusahaan. Berdasarkan manfaat ini maka besar kemungkinan saham-saham perusahaan yang masuk CGPI akan direaksi oleh pasar, baik yang masuk sepuluh besar maupun Non sepuluh besar CGPI. Karena dengan bersedia mengikuti survei saja, perusahaan sudah menunjukkan adanya itikad menjadi perusahaan yang terpercaya dan terbuka.

Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu pemeringkatan corporate governance yang dilakukan majalah SWA dan IICG berdasarkan 7 (tujuh) kriteria yaitu (1) komitmen perseroan terhadap corporate governance, hal ini menjelaskan sejauh mana perseroan menaruh perhatian terhadap semangat GCG (2) pelaksanaan RUPS dan perlakuan terhadap minority shareholders, mencakup ketepatan waktu pelaksanaan RUPS dan adanya jaminan perlindungan hak pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas (3) dewan komisaris, dimilikinya dewan komisaris yang kompeten dibidangnya serta seberapa optimal peran dan tanggung jawab mereka dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik (4) struktur direksi, dimilikinya direksi yang kompeten dibidangnya serta bagaimana peran dan tangung jawab direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik (5) hubungan dengan stakeholder, bagaimana hubungan dan tanggung jawab perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan (6) transparansi dan akuntabilitas, mewajibkan adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas, dapat diperbandingkan terutama menyangkut masalah keuangan, pengelolaan dan kepemilikan perusahaan (7) tanggapan terhadap riset IICG, sejauh mana keseriusan respoden untuk mengikuti riset ini. Majalah SWA dan IICG bahkan berencana menjadikan indeks ini sebagai indikator (benchmark) yang akan selalu menjadi pegangan investor. Yang menjadi pertanyaan, apakah betul adanya CGPI ini mampu mengubah beliefs yang tercermin lewat perubahan harga dan volume perdagangan saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Arifin (2003). Penelitian ini mengambil event study pengumuman earnings perusahaan yang masuk dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI). Dengan menggunakan data return saham penelitian ini ingin mengetahui tingkat relevansi atas pengumuman earnings dan volume transaksi perdagangan saham pada perusahaan yang bagus corporate governance-nya dan yang kurang bagus corporate governance-nya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengumuman earnings yang dilakukan oleh perusahaan yang bagus corporate governance-nya tidak secara signifikan meningkatkan value relevan dari pengumuman earnings, namun secara signifikan menurunkan divergensi ekspektasi investor. Hal ini terbukti dengan volume perdagangan yang signifikan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang kurang bagus corporate governance-nya. Penelitian lain yaitu penelitian Deni Darmawati. dkk (2004), yang mengaitkan hubungan corporate governance dan kinerja perusahaan. Dengan menggunakan kinerja perusahaan untuk menilai kinerja pasar dan ROE untuk menilai kinerja operasional menemukan bahwa baik variabel corporate governance maupun variabel kontrol secara statistik tidak mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Sedangkan untuk menilai kinerja operasional menunjukkan bahwa hanya variabel corporate governance yang signifikan mempengaruhi ROE.

 KESIMPULAN PENELITIAN
 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Pengumuman CGPI pada perusahaan yang masuk dan tidak masuk sepuluh besar CGPI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal pengumuman, (2) Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan pada saat pengumuman CGPI antara perusahaan yang masuk sepuluh besar dan Non sepuluh besar CGPI.

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat keterbatasan yang apabila dapat diatasi dapat memperbaiki hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: pada mulanya peneliti ingin mengambil sampel dengan periode observasi 2001-2004. Karena ada data pada CGPI 2004 yang tidak didapatkan peneliti maka peneliti hanya menggunakan sampel perusahaan untuk tahun 2001-2003 saja sehingga sampel masih relatif sedikit.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas periode observasi agar sampel yang digunakan lebih banyak. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian mengenai corporate governance dikaitkan terhadap event-event yang terjadi di perusahaan misalnya bagaimana reaksi pasar terhadap perusahaan yang menerapkan corporate governance pada saat pengumuman deviden.

Bila tertarik artikel ini silahkan Unduh Link Di bawah ini

0 Komentar: