Minggu, 11 Agustus 2013

Pengaruh ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profibalitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

Pengaruh ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profibalitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas:Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, artikel Simposium ini hasil Penelitian Zahroh Naimah (Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga) Siddharta Utama (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia)seminarkan Padang,23-26 Agustus 2006 dalam Simposium Nasional Akuntansi.

ABSTRAK

Laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat umum. Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang mempunyai relevansi. Salah satu indikator bahwa suatu informasi akuntansi relevan adalah adanya reaksi pemodal pada saat diumumkannya suatu informasi yang dapat diamati dari adanya pergerakan harga saham. 

Fokus penelitian ini adalah pengujian koefisien yang berhubungan dengan informasi laba akuntansi dan nilai buku ekuitas. Koefisien ini mengukur respon harga saham atau nilai pasar ekuitas terhadap informasi yang terkandung dalam laba akuntansi dan nilai buku ekuitas. Penelitian-penelitian yang menguji koefisien laba atau earnings response coefficient (ERC) menemukan bahwa ERC bervariasi secara cross-section. Variasi tersebut dapat dijelaskan oleh beberapa faktor seperti risiko, pertumbuhan, persistensi laba, dan tingkat bunga (misalnya Collins dan Kothari, 1989; Easton dan Zmijewski, 1989). Penelitian mengenai variasi koefisien nilai buku ekuitas juga sudah mulai mendapat perhatian yang pada umumnya dilakukan dengan menguji gabungan koefisien laba dan nilai buku (Barth et al, 1998; Burgstahler dan Dichev, 1997; Ou dan Sepe, 2002). Penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba dan koefisien respon nilai buku ekuitas. 

Perkembangan penelitian sebelumnya mengarah pada pengujian bahwa nilai buku ekuitas juga merupakan faktor yang relevan dalam penilaian (antara lain Ohlson, 1995; Feltham dan Ohlson, 1995). Model kapitalisasi laba sederhana dinilai kurang memadai. Untuk perusahaan-perusahaan yang rugi, model kapitalisasi laba sederhana akan menghasilkan hubungan laba-harga negatif (Hayn, 1995). Dengan memasukkan nilai buku ekuitas ke dalam model penilaian, akan mengeliminasi hubungan negatif tersebut (Collins et al, 1999).
Beberapa peneliti yang mengelompokkan observasi menjadi subsampel menemukan bahwa koefisien-koefisien angka akuntansi bervariasi antar subsampel (Francis dan Schipper, 1999; Nwaeze, 1998; Basu, 1997). Hasil-hasil penelitian juga menemukan kondisi tertentu yang menyebabkan nilai buku ekuitas menjadi faktor yang lebih relevan dibandingkan laba atau sebaliknya seperti kesehatan keuangan (Barth et al 1998) dan profitabilitas perusahaan (Burgstahler dan Dichev 1997).

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik laba akuntansi maupun nilai buku ekuitas mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hasil ini memperkuat hasil studi-studi sebelumnya (misalnya Burgtahler dan Dichev, 1997; Collins et al, 1999). Laba akuntansi dan nilai buku ekuitas merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskan nilai ekuitas.

Hasil penelitian ini mendukung argumen bahwa pada perusahaan-perusahaan besar, semakin banyak informasi non-akuntansi yang tersedia sepanjang tahun, pemodal dapat menginterpretasikan informasi laporan keuangan dengan baik, sehingga pada saat publikasi laporan keuangan, pengaruh laba terhadap harga saham menjadi lebih tinggi (Chaney dan Jater, 1992). Dengan demikian koefisien respon laba pada perusahaan besar lebih kuat dibanding dengan perusahaan kecil. Sedangkan koefisien respon nilai buku ekuitas berbeda tidak signifikan antara kedua kelompok perusahaan.

Perusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi mempunyai koefisien respon laba yang lebih besar dibanding dengan perusahaan yang mengalami pertumbuhan rendah, konsisten dengan hasil Collins dan Kothari (1989) dan Charitou et al (2001) yang menemukan hubungan positif pertumbuhan dengan ERC. Namun demikian, koefisien respon nilai buku ekuitas berbeda tidak signifikan di antara kedua perusahaan.

Perusahaan dengan profitabilitas tinggi juga mempunyai koefisien respon laba yang lebih besar dibanding dengan perusahaan dengan profitabilitas rendah. Ratio laba terhadap nilai buku ekuitas yang tinggi merupakan indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasi saat ini. Sehingga laba lebih penting sebagai penentu ekuitas (Burgtahler dan Dichev, 1998). Namun demikian, jika laba relatif lebih rendah dari nilai buku ekuitas, penelitian ini menemukan koefisien respon nilai buku berbeda tidak signifikan antara perusahaan yang menguntungkan dengan yang tidak menguntungkan.

 Untuk lebih jelas Unduh file PDF di link di bawah ini:

0 Komentar: